PALEMBANG , – Pejabat Otoritas Veteriner Kota Palembang DR.Drh.Djafrizal, MM mengatakan hari ini disidak bersama tim dokter dari Lampung. Sidak dilakukan di tempat peternakan babi di Talang Buruk km 7 Palembang.
“Ada 878 babi mati. Babi banyak mati itu benar. Awalnya sakit, tidak bisa makan, kemudian mati,” ucap Dr. Drh Djafrizal.
Dia menuturkan, Virus flu babi afrika masa inkubasinya sekitar 5 hari.
“Kita turun ke lapangan untuk mengecek asal virus ini. Karena anakan babi didatangkan dari Lampung. Sedangkan untuk babi besar didatangkan dari Medan,” katanya.
Dr. Drh. Djafrizal mengungkapkan, awalnya pihaknya tau terkait kematian ratusan babibitu saat periksa hewan kurban. Jadi mereka peternak kurban cerita, ampas tahu melimpah karena banyak babi yang mati.
“Kita cek kelapangan bener, di KM 7 tepatnya di kawasan Talang Buruk ada ratusan babi mati. Tapi virus flu babi ini tidak menular ke manusia,” bebernya.
“Kita sudah koordinasi, komunitas Tionghoa. Agar ada tempat pemotongan khusus. Sehingga tau, siapa yang memotong, yang menjual bisa diketahui,” tambahnya.
“Saya juga berharap dengab pemda, terkait distribusi daging babi itu di khususkan. Jadi peternak babi juga harus ditata.Jangan sampai distribusinya tidak jelas. Jangan sampai penjual daging sapi berdekatan kiosnya dengan penjual daging babi. Kita khawatirkan masyarakat yang tidak tahu, jadi korban. Karena tergiur harga murah, tapi mereka tidak tau itu daging babi bukan daging sapi,” tandasnya.
Pedagang babi dipasar 16 Charles mengungkpkan, memang benar banyak babi mati. “Kejadiannya sejak dari bulan mei 2020,” pungkasnya.
(Afd/Yant)