Kamis, 21 November 2024

Sosialisasikan Perdamaian di Indonesia, Yayasan Prabu Foundation Gelar FGD

Sosialisasikan Perdamaian di Indonesia
Sosialisasikan Perdamaian di Indonesia, Yayasan Prabu Foundation Gelar FGD bertempat di Cafe Traco, Desa Cibiru Wetan, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Kamis (4/4) poto : ist

 

BANDUNG , – Bertempat di Cafe Traco, Desa Cibiru Wetan, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Kamis (4/4/2024).

Yayasan Prabu Foundation menggelar Fokus Group Discussion (FGD) untuk mensosialisasikan perdamaian di Indonesia, menjelang hari raya Idul Fitri Tahun 2024. Khususnya di Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar).

Tema kegiatan FGD ini yakni, “Antisipasi berkembangnya radikalisme dan teror, serta urgensitas membangun semangat persatuan elemen masyarakat pasca Pemilu 2024 untuk menjaga stabilitas kamtibmas menjelang hari raya Idul Fitri 2024”.

Kegiatan FGD ini dihadiri, para mantan-mantan Gubernur Negara Islam Indonesia (NII). Komandemen Wilayah (KW 9), mantan Panglima Keamanan NII KW 9 Jabar. Sejumlah mantan bupati dan camat NII KW 9 Jabar, dan Kasatgaswiil Densus 88 Jabar sekaligus pembina Yayasan Foundation, Kombes Pol Satori, SH.

Mantan Panglima Keemanan NII KW Jabar sekaligus Ketua Yayasan Prabu Foundation, Asep Muhargono mengatakan, pasca Pemilu dan menjelang hari Raya Idul Fitri tahun 2024. Pihaknya mengantisipasi terjadinya gerakan intoleransi, radikalisme dan terorisme.

“Moment Ramadan ini, kami melaksanakan bersilaturahmi untuk menyatukan misi visi dan sepakat antisipasi gerakan sempalan NII. Kami pun sepakat akan terus menjaga persatuan NKRI. Termasuk antisipasi gerakan radikalisme dan terorisme.” Kata Asep usai FGD melalui keterangannya, Kamis (4/4/2024).

 

Sosialisasikan Perdamaian di Indonesia, Yayasan Prabu Foundation Gelar FGD

 

“Saat ini pergerakan NII di Jawa Barat sangat berkembang, entah itu dari kelalaian pihak pemerintah yang mengawasi tentang berkembangnya jaringan-jaringan NII, atau karena kemarin-kemarin lebih fokus kepada pemilu,” sambungnya.

Selama 4 bulan ini, lanjut Asep, pihaknya mendapatkan informasi yang sangat luar biasa. Bahwa perkembangan pergerakan anti terhadap NKRI sangat pesat kenaikannya.

“Oleh karena itu, kita fokus kepada menangkal aksi radikalisme. Karena dari data yang ada bahwa perkembangan NII saat ini tidak bisa ditahan, tidak bisa dieliminir apabila tidak ada pergerakan dari organisasi, pemerintahan dan jajaran kepolisian,” jelasnya.

Menurut Asep, Yayasan Prabu Foundation yang dibentuk dan telah 8 cabang di Jabar ini jadi sarana para mantan NII dalam antisipasi gerakan radikalisme dan terorisme. Khususnya di Jabar serta membangun persatuan Indonesia.

Sementara itu, Kasatgaswiil Densus 88 Jabar yang juga pembina Yayasan Foundation, Kombes Pol Satori, SH mengatakan, bibit-bibit gerakan inteloransi, radikalisme dan terorisme masih ada dengan nama lain atau sempalannya.

“Gerakan intoleran, radikalime dan terorisme masih ada di Indonesia. Sehingga serta harus diantisipasi semua stakeholder. Diantaranya Jajaran Kepolisian tingkat polsek, polres dan Polda, serta kesbangpol,” jelasnya.

Satori pun mengapresiasi kepada jajaran pengurus Yayasan Prabu Foundation yang dibentuk oleh para mantan pentolan NII Jabar telah menggelar FGD.

“Pengurus Yayasan Prabu Foundation jadi sarana untuk pembangun persatuan Indonesia dan menjaga agar kamtibmas kondusif pasca pemilu. Serta berharap jelang Idul Fitri pun tetap kondusif,” tandasnya.

(Red/Yul).

Ikuti perkembangan berita terbaru Reportase Jabar Satu di Google News 

Bagikan Berita Ini
Array

Berita Terkait