JAKARTA , – Pemilihan Umum 2024 yang tak lama lagi akan dilaksanakan menjadi salah satu momen penting suatu negara dalam dunia politik. Berubah dan berkembangnya dinamika politik mendorong generasi milenial dan gen z mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dalam perpolitikan Indonesia.
Generasi milenial perlu tahu gambaran masa depan politik Indonesia serta mengantisipasi terjadinya perubahan. Stabilitas politik dan penyelenggaraan Pemilu Serentak 2024 perlu dijaga.
Terlebih dinamika tahapan Pemilu mulai dari Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Pemilu Legislatif, hingga Pilkada akan mewarnai pesta demokrasi kali ini.
Komposisi Capres Cawapres dalam Pemilihan Umum 2024 masih sangat dinamis. Pada Pemilu 2024 akan didominasi oleh pemilih muda yaitu kaum muda atau milenial.
Pemilihan umum
Keterlibatan kaum milenial menjadi tonggak pemersatu bangsa agar ikatan kebangsaan tidak terpecah belah oleh pihak-pihak yang ingin menghancurkan bangsa Indonesia ini. Sebanyak 80% pemilih muda diprediksi akan menggunakan hak pilihnya pada pemilu 2024.
Selain itu, pada tahun 2024 akan menjadi momen krusial bagi pemilih muda dalam mengeluarkan dan menyuarakan hak pilihnya untuk menentukan arah masa depan bangsa Indonesia.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengunggah daftar pemilih sementara. Sebanyak 69 juta pemilih termasuk kategori generasi milenial yaitu pemilih yang terlahir pada tahun 1981-1996. KPU sendiri telah mencatat jumlah pemilih muda sebesar 57,3% dari total pemilih.
>> Pangdam III/Siliwangi Amankan Kunjungan Presiden di Tanah Pasund
Aktivis perempuan Tricia L. Sumarjianto, S.Sos, M.M, M.Sc, berpendapat bahwa, Pemilu 2024 sangat penting, terutama bagi kaum milenial dan gen z yang hampir 60% mendominasi pemilu 2024.
“Kalau kita tidak berpartisipasi berarti membiarkan proses pemilu pada mereka-mereka memilih. Masa depan bangsa ada tangan milenial. Keterlibatan pemilih muda, generasi milenial dan gen z pada kontestasi Pemilu 2024 mendatang menjadi jumlah terbesar sepanjang sejarah bangsa Indonesia,” ungkapnya melalui keterangan, Jum’at (15/9).
Jangan asal pilih
Mengapa kita harus ikut Pemilu? Pertama, pemilu berarti kita telah menggunakan hak pilih, kedua kita menentukan pilihan berdasarkan hati nurani, ketiga gunakan sosial media untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya. “Jangan asal pilih, apalagi golput.
Begitu banyak caleg dan capres-cawapres yang akan ada dalam Pemilu 2024. Jangan termakan berita palsu atau hoaks, jangan hanya baca pada judul berita dan jangan baca berita hanya dari satu sisi. Kita yang muda harus kritis, cari berita sebanyak-banyaknya dan kumpulkan, sehingga kita bisa benar-benar berpartisipasi aktif menggunakan hak pilih dan ikut menentukan masa depan Indonesia” imbuhnya.
Sementara Fuad Abdullah, S.H, M.H, praktisi hukum mengajak seluruh masyarakat Indonesia khususnya generasi milenial dan gen z untuk ikut menyukseskan pemilu 2024. Baik Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, legislatif, maupun pemilihan kepala daerah serentak.
“Pemilihan umum sangat menentukan arah bangsa, termasuk nasib bangsa yang akan menentukan wakil-wakil rakyat dan figur presiden yang akan memimpin Indonesia selama 5 tahun mendatang,” ujarnya di tempat terpisah.
Sebagai negara yang menunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, Indonesia memberi ruang dan peluang terhadap seluruh masyarakat untuk terus aktif berpartisipasi dalam penyelenggaraan pemilu.
Tahun 2024 menjadi tahun emas, di mana generasi milenial dan gen z memetik hasil dari kontribusi dalam kemajuan bangsa, termasuk dalam dunia politik. Pesta demokrasi 2024 digadang-gadang akan menjadi tonggak pergeseran kekuasaan.
Pemilih pemula yaitu generasi milenial dan gen z diprediksi akan mendominasi hak pilih dan suara dalam pemilu 2024. Kita bisa, jaga kondusivitas pemilu 2024 agar tahun 2045 menuju Indonesia Emas. “Kita mulai dari Pemilu 2024,” imbuhnya. (Red)