JAKARTA , – Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) meluncurkan Program Taekwondo Indonesia Integrated System (TIIS)secara nasional. Launching aplikasi layanan administrasi dan data terpadu berbasis digital platform yang diperuntukkan bagi kebutuhan aktivitas taekwondo ini di Lakukan di hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (6/7).
Peluncuran TIIS dihadiri secara langsung (offline) oleh Menpora, Zainudin Amali, Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI (Purn Marciano Norman, beberapa Ketua Umum Cabang Olah Raga (Cabor) dan segenap Pengurus PBTI serta beberapa ketua Pengprov yang berdekatan dengan Jakarta.
Peluncuran TIIS juga di ikuti oleh seluruh Ketua Pengprov taekwondo di seluruh Indonesia secara on-line.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PBTI, Letjen TNI (Purn) H.M Thamrin Marzuki mengatakan bahwa, TIIS adalah kebijakan strategis PBTI. Aplikasi program TIIS ini diperuntukkan, antara lain sebagai database keanggotaan taekwondo dan untuk mengetahui sejauh mana populasi serta perkembangan taekwondo di Indonesia.
“TIIS menyediakan berbagai sarana kebutuhan yang berguna untuk mengetahui sejauh mana data kuantitatif dan analisis potensi sumber daya, baik atlet, pelatih maupun wasit taekwondo Indonesia,” ujar Thamrin melalui keterangannya, Kamis (7/7/2022).
Selain itu, menurut Thamrin, TIIS juga merupakan sarana untuk mempermudah registrasi dan penilaian dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik untuk kegiatan diklat pelatih maupun wasit serta sebagai sarana untuk mempermudah registrasi dan penilaian Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) geup dan UKT DAN.
>> Pemadaman Terjadi Dibeberapa Titik Sumatera, PLN Lakukan Investigasi
Lebih lanjut Thamrin mengungkapkan bahwa, TIIS juga berfungsi sebagai sistem layanan administrasi manajemen dan tata kelola kepengurusan organisasi taekwondo, dari tingkat dojang, Pengkot/Pengkab, Pengprov sampai dengan Pengurus Besar.
Menanggapi peluncuran Program TIIS ini, Menpora, Zainudin Amali mengaku terkesan dengan program yang diluncurkan PBTI .
Untuk itu, Menpora berniat memaksa pengurus cabor lain untuk segera menyusul, terutama cabor yang ada di bawah Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
“Untuk Cabor olimpiade yang terdapat di DBON, itu kan harus menunjukkan prestasi. Cara ini adalah cara bagus, sehingga akan mewajibkan untuk kita bisa selalu pantau,” katanya.
Tidak hanya itu, TIIS juga dianggap bersamaan dengan diterbitkannya UU No 11 Tahun 2022 Tentang Keolahragaan. Dengan begitu upaya digitalisasi dapat berjalan. “TIIS merupakan jawaban Pengurus Besar Taekwondo Indonesia untuk mengembangkan cabang olahraga taekwondo yang berlandaskan pada sistem manajemen tata kelola organisasi yang modern sesuai dengan kebutuhan dan harapan yang diinginkan oleh pemerintah, yang merujuk pada Undang-Undang No 11 Tahun 2022 Tentang Keolahragaan,” pungkas Menpora.
Sementara Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman juga mengatakan hal serupa dengan Menpora Amali.
Menurut Marciano Norman, langkah yang dilakukan PBTI dapat memudahkan KONI pusat untuk memantau prestasi para atlet.
Marciano pun berharap, banyak olahraga lainnya dapat menyusul langkah yang sudah dimulai oleh Taekwondo Indonesia dalam upaya digitalisasi sistem olahraga.
“Saya rasa terobosan yang dilakukan PBTI itu akan memudahkan KONI pusat dalam memantau prestasi mereka. Cabor lain juga harus memanfaatkan sistem ini, program digitalisasi seperti ini jadi suatu keharusan, Insya Allah dengan program seperti ini, apa yang dicanangkan oleh Menpora dalam DBON akan tercapai, karena kita bisa mengukur kerja keras yang dilakukan oleh cabang olahraga maupun kemajuan yang dicapai oleh para atlet,” lanjut Marciano di hadapan awak media.
Pada acara launching TIIS, PBTI melalui Ketua Umumnya, Thamrin Marzuki juga memberikan Sabuk Kehormatan Nasional Dan VII kepada Menpora, Zainudin Amali, atas jasa dan upayanya dalam memajukan cabang olahraga Taekwondo di Indonesia.
(Red)
This website uses cookies.