KABUPATEN BANDUG BARAT , – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Panjaitan bersama KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Pangdam III/Siliwangi, Pj Gubernur Jabar meluncurkan perahu ponton penarik sampah dan mengecek kondisi Sungai Citarum Harum di Sektor 9, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (10/8/2024).
Adapun program unggulan KSAD saat ini diantaranya perahu ponton, konveyor, alat pencacah dan pemilah sampa, serta insinerator.
Semua alat alat ini dibuat TN AD di bengkel Pusat Peralatan (Bengpuspal (Pusat Peralatan (Puspal) TNI AD dikepalai Kolonel Cpl Daniel Cristof Hutubessy.
Menko Marves Luhut Bersama KSAD Luncurkan Perahu Ponton Penarik Sampah di Sungai Citarum
Menteri Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan mengatakan inovasi pengelolaan sampah yang sudah lama saya pikirkan. Enggak terbayang bisa terwujud, yang disajikan angkatan darat. Jadi tidak pakai tenaga orang banyak, ini merupakan satu langkah luar biasa.
Semua alat ini didesain dan bekerja secara simultan mulai dari Perahu Ponton yang mengangkut sampah di sungai dinaikkan ke truk melalui konveyor darat hingga dipilah dengan mesin pemilah sampah sampai proses pembakaran semua dikerjakan dengan sangat efektif dan tidak perlu membutuhkan banyak tenaga manusia.
“Untuk mengumpulkan sampah itu (ponton) dan konveyernya, saya agak terkejut juga karena kita pernah dapat bantuan dari Belanda dan dari Perancis, itu ya tidak ada beda jauh dengan ini,” kata Luhut.
Apalagi peralatan penanganan sampah berupa ponton dan konveyer yang dibuat oleh Bengpuspal Puspal TNI AD harganya jauh lebih terjangkau ketimbang yang diberikan Belanda dan Perancis, menyentuh 1 juta dolar.
“Kita tanya waktu itu (alat ponton dan konveyer) satu juta dolar, ini tadi dibilang berapa? Hanya Rp350 juta dan buatan prajurit-prajurit TNI Angkatan Darat. Tadi makanya saya minta ada yang di sempurnakan lagi, ada kurang sana-sini. Manti masukkan saja ya ke e-katalog.
Masalah Sampah
KSAD Jenderal TNi Maruli Simanjuntak mengatakan sering mendampingi Presiden Jokowi berkeliling ke daerah jadi sedikit banyak saya terpaksa mendengar sebetulnya apa permasalahan permasalahan yang terjadi karena harus berdiri didekat beliau salah satunya yang saya sering lihat adalah masalah air setelah saya keluar dari paspamres saya mencoba mencari solusi tentang air bersih dan sampai dengan sekarang sudah sangat bersyukur karena sudah 2600 lebih kita membuat titik air dengan dana mencari donatur kanan kiri depan belakang ternyata masih memungkinkan.
Selanjutnya juga diperjalanan ini kami menyadari bahwa setelah melihat data data 9,sekian % masyarakat indonesia tidak mempunyai air bersih berarti sekitar 27 juta yang belum mempunyai akses air bersih dan kami dengan 2600 itu paling banyak satu setengah juta itu baru didekatkan tidak sampai ke rumah kami berharap air bersih itu nanti ditindaklanjuti ole dana desa atau dana dana dari Pemerintah Daerah.
Ditengah perjalanan kami menyadari bahwa banyak juga masyarakat tidak punya sanitasi kami juga membuat paket untuk membuat sanitasi di wilayah wilayah tertentu.
Selanjutnya kami juga menyadari ternyata mereka tidak bisa berkelanjutan karena mereka tadah hujan kami mencoba mencari alternatif yang sekarang paling efektif adalah penyaluran air sungai yang besar untuk dibuat pipa sampai yang paling jauh 13.8 kg di banyumas kita bentang pipa dari sungai dan itu cukup efektif.
(red)
Ikuti perkembangan berita terbaru Reportase Jabar Satu di Google News