BANDUNG , – Ketua PH PHDI Provinsi Jabar, Brigjen TNI Purn I Made Riawan, S.Psi, M.I.P menghadiri Kegiatan Upacara Keagamaan Melasti Umat Hindu Bandung Raya dan Cirebon. Bertempat di Pantai Pelabuhan Segara Cirebon, Minggu (03/03/2024).
Melalui keterangannya, Ketua PH PHDI Prov Jabar, Brigjen TNI Purn I Made Riawan, S.Psi, M.I.P menyampaikan rasa terimakasih kepada seluruh pihak yang turut mendukung dan menyukseskan kegiatan upacara Melasti.
“Upacara itu digelar sebagai rangkaian peringatan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1946/Tahun 2024. Ratusan umat hindu yang mewakili Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cirebon serta Indramayu melaksanakan Upacara Melasti di pantai Pelabuhan Segara Cirebon,” ujarnya.
Menurutnya, Umat Hindu yang berada di wilayah bandung raya, merupakan acara melasti yang perdana ke pantai atau laut. Upacara melasti atau melelasti dapat didefinisikan sebagai nganyudang malaning gumi ngamet tirta amerta. Yang berarti menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan.
Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut dianggap sebagai asal tirta amerta atau air kehidupan.
Sumber-sumber air tersebut memberikan kehidupan bagi seluruh makhluk hidup, termasuk umat manusia.
Karena itulah, upacara melasti selalu diadakan di tempat-tempat khusus seperti tepi pantai atau tepi danau.
Upacara Melasti adalah upacara pensucian diri untuk menyambut Hari Raya Nyepi oleh seluruh umat Hindu. Upacara ini digelar untuk menghanyutkan atau membuang kotoran alam menggunakan air kehidupan.
Melasti adalah meningkatkan Sraddha dan Bhakti pada para Dewata manifestasi Tuhan Yang Maha Esa. Untuk menghanyutkan penderitaan masyarakat, menghilangkan papa klesa dan mencegah kerusakan alam.
Tujuan melasti adalah untuk dapat mengikuti tuntunan para dewa sebagai manifestasi Tuhan. Dengan mengikuti tuntunan Tuhan, manusia akan mendapatkan kekuatan suci untuk mengelola kehidupan di dunia ini.
Kemudian menghayutkan penderitaan masyarakat. Jadi, upacara melasti bertujuan untuk memotivasi umat secara ritual dan spiritual untuk melenyapkan penyakit-penyakit sosial. Seperti kesenjangan antar kelompok, permusuhan antar golongan, wabah penyakit yang menimpa masyarakat secara massal, dan lain-lain.
Upacara ini dilaksanakan di pinggir pantai dengan tujuan mensucikan diri dari segala perbuatan buruk pada masa lalu dan membuangnya ke laut, Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti air laut dianggap sebagai air kehidupan (Tirta Amerta).
“Melasti ini bertujuan untuk membersihkan Bhuwana Alit dan Bhuwana Agung. Apa yang disucikan dalam Bhuwana Alit adalah meleburkan dan melenyapkan segala kekotoran dan kepapaan dalam diri manusia. Untuk menyucikan pikiran, perkataan, dan perbuatan dengan penglukatan dan tirta amerta serta menjaga keseimbangan alam.
Sedangkan dalam Bhuwana Agung adalah diwujudkan dengan penyucian pratima, arca, lingga dan praline serta sarana prasarana dan peralatan upacara yang akan digunakan pada persembahyangan Nyepi acara Tawur Agung yang akan digelar pada 10 Maret 2024 mendatang secara spiritual dengan tirta amerta,” pungkasnya. (Red)
Ikuti perkembangan berita terbaru Reportase Jabar Satu di Google News
This website uses cookies.