Sabtu, 21 September 2024

Kedubes AS Keluarkan Peringatan Dini, IPW Desak Polri Bersihkan Sarang Teroris

Ketua Presidium Ind Police Watch ( IPW ) Neta S Pane

JAKARTA, – Peringatan dini yang dikeluarkan Kedubes AS agar warganya menghindari mal, kerumunan, dan tempat tempat hiburan karena ancaman teroris di Indonesia masih tinggi, perlu disikapi Polri dengan membersihkan sarang sarang terorisme dan radikalisme yang bisa mengancam ketertiban umum.

Hal itu diungkapkan oleh Neta S Pane selaku Ketua Presidium Ind Police Watch (IPW) dalam keterangan tertulisnya yang diterima media Jumat 9/4/2021.

IPW mendesak Kabaintelkam Polri bekerja keras dan membuat langkah – langkah nyata untuk membersihkan kantong – kantong terorisme dan radikalisme di negeri ini. Tujuannya agar kelompok terorisme tidak punya ruang gerak untuk beraksi. Sebab dalam peringatan dininya yang dikeluarkan 7 April itu, Kedubes AS menyebutkan, pasca terjadinya teror bom di Makassar pada 28 Maret dan teror penembakan di Mabes Polri pada 31 Maret, ancaman terorisme di Indonesia masih tinggi, ” ucapnya.

>> Jelang Ramadhan, Pangdam III/Siliwangi: Penyekatan Saat Liburan Lini Sektor Polisi

Kata Neta potensi ancaman teroris memang masih tinggi. Di Jabodetabek misalnya, sejumlah kantong teroris sudah diacak – acak Polisi, tapi di kawasan Depok, Tangsel, dan Tanggerang belum berhasil ringkus. Dari pendataan IPW sedikitnya ada 11 Daerah yang rawan teroris di Indonesia, yakni Jakarta, Jabar, Jateng, Jogja, Jatim, Papua, Sulsel, Sulteng, Lampung, Sumut dan Banten, ” ucapnya.

Lanjutnya di Banten berbagai langkah antisipasi sudah dilakukan Polisi. Antara lain mengumpulkan kiai kampung, penyuluh Agama, dan Guru madrasah di seluruh Banten. Tujuannya agar faham radikalisme, terorisme dan intoleransi bisa diminimalisir. Bahkan dialog dengan eks napi teroris (napiter) aktif dilakukan. Misalnya, Yayasan Lingkar Perdamaian bersama Polda Banten, pekan lalu melakukan seminar kebangsaan dan agrokultural.

>> PermataBank dan Astra Life Luncurkan AVA iFamily Protection di PermataMobile X

Seminar ini dilakukan untuk mengubah mindset anggota Yayasan Lingkar Perdamaian dan Bina Insan Mandiri yang sebagian besar adalah napiter, ” ujarnya.

Lewat dialog, diskusi, dan seminar kata Neta diharapkan para eks napiter bisa mandiri, bisa maju dan yang terpenting bisa membantu mereka untuk keluar dari zona merah. Sehingga mereka kembali menyatu dengan masyarakat dan bisa bersahabat dengan aparat untuk menjaga Kamtibmas.

Artinya, selain memburu kantong – kantong terorisme, para Kapolda juga perlu aktif membina para eks napiter agar keluar dari zona merah. Begitu juga Intelkam Polri jangan sampai kecolongan lagi dari ulah teroris. Dengan pagar betis yg maksimal negeri ini tidak terus menerus menjadi bulan bulanan aksi terorisme dan radikalisme, ” pungkas Neta.

(red)

Bagikan Berita Ini
Array

Berita Terkait