PALEMBANG , – Masih rendahnya pemahaman umat Islam di Indonesia terhadap ekonomi syariah, sangat membutuhkan peran ulama, ahli ekonomi Islam dan para da’i. Karena itu kajian ekonomi Islam sangat dibutuhkan.
“Sejatinya Fordeiss mempunyai peran sakral, menjadi agent of change (agen perubahan) di masyarakat. Sebab, mereka adalah orang yang bisa menjadi penggerak untuk mengajak masyarakat membangun ekonomi umat,” tegas Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H. Herman Deru saat sambutan pada pelantikan pengurus Forum Da’i Ekonomi Islam Sumsel (Fordeiss), bertempat di Grand Atyasa Convention Center, Sabtu (19/6) siang.
Herman Deru mengajak agar Fordeiss dapat berperan memberikan motivasi kepada pelaku UMKM itu secara komprehensif, mulai dari cara mendapatkan modal, cara berbisnis, agar menjadi pelaku usaha yang cepat tanggap, tangkas dan mengerti pangsa pasar.
“Peluang pemasaran yang terpenting, sebab jika ada modal, keahlian mumpuni namun untuk pangsa pasarnya tidak ada akan tidak ada gunanya,” tuturnya.
Menurutnya, pemahaman umat Islam di Indonesia terhadap ekonomi syariah dinilai masih sangat kurang. Karena itu dia mengharapkan Fordeiss menjadi mentor bagi UMKM.
“Maka saya minta para da’i membuka peluang, harapannya bisa berkerjasama dengan pemerintah karena bisa meringankan beban pemerintah,” tambahnya.
>> Berantas Premanisme, Polres Majalengka Gelar KRYD di Tempat Parkiran
Herman Deru menyebut, Pemprov Sumsel telah menggulirkan dana Rp 4 triliun dab baru tahun tersalurkan 100 persen. dan tingkat NPL nya hampir tidak mencapai 1 persen.
Sementara itu Ketua Fordeiss Sumsel Dr.Ulil Amri, Lc, M.HI menegaskan pihaknya menginisiasi mengumpulkan para akademisi untuk bergabung dalam
Fordeiss dimana ada 61 pengurus yang dilantik, 50 persennya adalah akademisi kemudian praktisi dan tenaga exspert.
“Kita ingin menjadi lembaga yang bisa mencerahkan umat kita bisa meliterasi masyarakat Sumsel dengan berkolaborasi bersama Pemprov Sumsel,” jelasnya.
Menurut dia, salah satu kegiatan yang lakukan pihaknya yakni training da’i ekonomi Islam Sumsel berjumlah 270 dari 17 kabupaten/kota, kemudian pembuatan buku teks khotbah jum’at.
“Dalam buku ini kami coba selipkan mengenai ekonomi Islam,” tandasnya.
Hadir dalam kesempatan ini Ketua MUI Provinsi Sumsek Prof. Dr. KH Aflatun Muchtar,M.A para pejabat Pemprov dan undangan penting lainnya. (afd)