Jumat, 22 November 2024

Gerak Jabar Gelar Aksi Unjuk Rasa di Gedung Sate Bandung

Bandung, Reportasejabarsatu.com , – Aksi unjuk rasa yang dilakukan sejumlah massa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Anti Komunis (Gerak) Jawa Barat, di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro Kota Bandung, Jum’at (25/9/2020).

Ketua Gerak Jawa Barat M. Roinul Balad, S.Sos mengatakan meliat akhir-akhir ini penyerangan dan percobaan pembunuhan terhadap ulama bahkan imam masjid sudah ada yang dibunuh ketika mengimami shalat, juga penyerangan serta pengerusakan pada bangunan masjid oleh orang yang mengaku orang gila maka ini adalah gaya dan karakter gerakan neo komunis , ungkapnya.

Untuk itu, Gerak Jabar menyatakan sikap yaitu:
1. Mengutuk kejadian penyerangan, Pembunuhan terhadap ulama, imam masjid dan masjid di seluruh Indonesia yang dilakukan oleh orang yang mengaku sebagai orang gila.

2. Meminta kepada aparat kepolisian (Kapolri) dan pemerintah republik Indonesia (Presiden Joko Widodo) untuk turun tangan mengusut tuntas peristiwa kriminal dan teror ini.

3. Meminta kepada masyarakat Jabar dan Indonesia untuk kembali membuka sejarah agar mewaspadai dan sadar betapa kejamnya paham dan gerakan komunisme.

4. Mengajak seluruh elemen bangsa yaitu, masyarakat, Ormas, Polri, TNI dan pemerintah untuk melawan dan menghentikan kebangkitan Neo Komunisme di Indonesia.

5. Mengajak kepada seluruh elemen bangsa dan media massa untuk memutar kembali film G30S-PKI agar kita semua tersadar betapa jahatnya dan kejamnya komunisme.

Sementara, Roni Abdul Fatah Perwakilan aksi Gerak Jabar mengatakan memberikan sikap yang tegas terhadap kebangkitan gerakan PKI yang sekarang sudah jelas terasa hadir dimana- mana, hanya orang yang bodoh yang tidak paham tidak merasa gerakan komunis ini muncul kembali.

“Pemerintah biar lebih jelas untuk mendengar aspirasi rakyat karna sekarang yang ada narasi, bahwa itu adalah radikalisme yang di alamatkan kepada umat islam jadi ini keliru sekali karna sejarah mencatat komunis itu sudah beberapa kali melakukan pemberontakan dan kudeta selalu gagal. Jadi umat islam tidak ada sejarahya untuk menggangu negeri ini, justru sejarahya yang ada mereka orang komunis,” ungkap Roni.

Menurutnya, sekarang yang dibuat narasi tandingan apa seakan-akan umat islam yang berbahaya ancaman bagi negeri ini, karna yang berjuang kedepan untuk menghadirkan kemerdekaan itu adalah para ulama umat islam, 95% pahlawan nasional itu umat islam, pungkasnya.

(sam)

Bagikan Berita Ini
Array

Berita Terkait