Jalan Kemanusiaan Diplomasi Turki untuk Perdamaian Global
JAKARTA , – Dalam upaya mempererat hubungan antarnegara dan memperdalam pemahaman mengenai peran diplomasi dalam perdamaian global, Paramadina Graduate School of Diplomacy bekerjasama dengan Institut Al-Aqsa for Peace Research mengadakan Public Lecture bertema “Diplomacy Amid Turmoil: Insights from Turkey’s Humanitarian Path for Global Peace”. Acara berlangsung secara hybrid bertempat di Universitas Paramadina Kuningan, Trinity Tower pada Kamis (23/1/2025).
Ahmad Khoirul Umam, sebagai Direktur Paramadina Graduate School of Diplomacy menyampaikan rasa terima kasih dan kebanggaannya atas kunjungan Prof. Mehmet Akif Kireçci.
Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya memahami peran strategis Turki sebagai salah satu negara dengan pengaruh signifikan di kancah global. “Saya yakin kesempatan ini akan memberikan wawasan mendalam bagi kita semua, baik mengenai kiprah Turki dalam menciptakan stabilitas global, maupun kontribusinya dalam mempromosikan perdamaian di dunia Islam,”ujar Ahmad Khoirul Umam.
Ia juga menambahkan bahwa kolaborasi seperti ini dapat mempererat hubungan antarbangsa melalui pendidikan dan pertukaran pengetahuan.
Prof. Dr. Mehmet Akif Kirecci, Dean of the Faculty of Political Science, Social Science University of Ankara, Turkey membuka dengan memaparkan latar belakang sejarah dinamika geopolitik dunia pasca Perang Dunia II. Menurutnya, meskipun dunia telah memasuki era baru setelah runtuhnya Uni Soviet dan pergeseran kekuatan ekonomi global, tantangan besar tetap ada. Ia menyoroti bagaimana ketegangan geopolitik modern, seperti persaingan ekonomi antara negara-negara Barat dan Timur, terus menciptakan ketidakpastian.
“Saat ini kita hidup dalam dunia yang penuh gejolak, di mana norma-norma baru untuk mengarahkan stabilitas global belum sepenuhnya terbentuk,” jelas Prof. Mehmet. Ia juga menggarisbawahi peran penting Turki sebagai penghubung antara Eropa dan Asia, serta kontribusinya dalam diplomasi kemanusiaan.
Turki, menurut Prof. Mehmet, telah memainkan peran signifikan dalam mempromosikan perdamaian di kawasan Islam. Ia mencontohkan bagaimana inisiatif-inisiatif diplomatik Turki bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antarnegara dan membangun kerja sama lintas kawasan. “Melalui pendekatan diplomasi yang berbasis kemanusiaan, Turki berupaya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perdamaian dan stabilitas global,” tambahnya.
Prof. Mehmet juga mengulas perkembangan ekonomi global, khususnya kebangkitan ekonomi di kawasan Timur seperti Tiongkok dan Jepang, yang telah mengubah keseimbangan kekuatan dunia. Ia mencatat bahwa kebutuhan energi yang besar dari negara-negara tersebut menambah tekanan terhadap sumber daya dunia yang terbatas, menciptakan persaingan baru yang berpotensi memicu konflik.
“Ketegangan ini menuntut adanya kesepakatan global baru yang mampu mengakomodasi berbagai kepentingan,”ujar Prof. Mehmet. Ia mengingatkan bahwa ketidakhadiran kesepakatan pasca Perang Dingin menciptakan ketidakpastian dan resiko besar dalam dinamika geopolitik modern.
(red/art)