BANDUNG , – Gelar Pagelaran Dapur Seni Budaya. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggelar Pagelaran Dapur Seni Budaya Sareng Ibing Cisurupan (Padaringan) di Bukit Mbah Garut, Cilengkrang l, Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Minggu 6 Oktober 2024.
Kegiatan tersebut sebagai aktivasi ruang publik dengan penampilan Seni budaya, edukasi lingkungan, potensi ekonomi hingga jajanan tradisional Sunda. Kegiatan ini digerakan oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
“Ini sebagai upaya multifungsi sebuah ruang. Tidak hanya konservasi tapi juga pergerakan ekonomi,” kata Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi.
Ia menerangkan, multifungsi sebuah ruang mampu mengembangkan pergerakan ekonomi masyarakat setempat.
Menurutnya, dengan perkembangan masyarakat dan lingkungan yang terus membaik, maka ekonomi bisa terus ditingkatkan.
“Ke depannya itu boleh dibilang ekonomi sirkular. Dipilah yang masih berguna (lahan), bisa dimanfaatkan lagi,” ungkapnya.
“Lebih tinggi itu ekonomi restorasi. Kemajuan roda ekonomi tapi sambil memperbaiki lingkungan. Contohnya, setelah kegiatan ini dilaksanakan menanam bambu,” tuturnya.
Harapannya, lanjut Didi dengan menanam bambu, kawasan akan semakin rimbun dan ekosistem lingkungan semakin baik.
“Nanti kita harapkan walaupun 1 rumput per dua minggu, makin banyak dan rimbun,” ujarnya.
Gelar Pagelaran Dapur Seni Budaya
Kegiatan tersebut sebagai aktivasi ruang publik dengan penampilan Seni budaya, edukasi lingkungan, potensi ekonomi hingga jajanan tradisional Sunda. Kegiatan ini digerakan oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
“Ini sebagai upaya multifungsi sebuah ruang. Tidak hanya konservasi tapi juga pergerakan ekonomi,” kata Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi.
Ia menerangkan, multifungsi sebuah ruang mampu mengembangkan pergerakan ekonomi masyarakat setempat.
Menurutnya, dengan perkembangan masyarakat dan lingkungan yang terus membaik, maka ekonomi bisa terus ditingkatkan.
“Ke depannya itu boleh dibilang ekonomi sirkular. Dipilah yang masih berguna (lahan), bisa dimanfaatkan lagi,” ungkapnya.
“Lebih tinggi itu ekonomi restorasi. Kemajuan roda ekonomi tapi sambil memperbaiki lingkungan. Contohnya, setelah kegiatan ini dilaksanakan menanam bambu,” tuturnya.
(red/yan)
Ikuti perkembangan berita terbaru Reportase Jabar Satu di Google News